The Elf's Kingdom by Dionvy
My rating: 2 of 5 stars
Awalnya saya terkesan dengan narasinya yang ringan, santai dan mengalir. Terutama bagian-bagian awal cerita dimana plot masih sekitar kehidupan sehari-hari dan belum masuk benar dalam plot utama. Membacanya seperti membaca Old Man and The Sea, tidak bisa berhenti bila tidak sadar berapa halaman sudah dibalikkan.
Namun semakin ke belakang saya merasa semakin kecewa karena beberapa hal. Sekalipun begitu, saya tidak akan menyampahkan karya ini, karena saya yakin setiap karya diciptakan dengan cinta oleh penciptanya, dan sudah selayaknya dihargai, seburuk apapun kesan yang didapat saat menikmati karya itu.
----------------------------
Harap diingat bahwa review ini adalah pandangan pribadi saya berdasarkan insting dan intuisi saya selama berusaha menghargai novel fantasi yang saya bilang cukup laris ini.
----------------------------
menurut hemat saya, alangkah baiknya si penulis menulis cerpen2 pendek yang sederhana berdasarkan kehidupan karakter2 Icylandar dalam bentuk dongeng anak2 sebelum tidur. Kalau penulis tidak mau, maka ia harus mulai memberanikan diri untuk memberikan nasib tragis yang sejati pada karakter2nya dan mengurangi judgement berupa simpati untuk menggantinya dengan judgement berupa ratio (beralasan).
Saya yakin kalau cerita ini dijadikan dongeng untuk anak2, maka 15 tahun kemudian, anak2 yang waktu kecil didongengi Icylandar bakal terkesan terus hingga dewasa dan cerita ini bisa menjadi cerita klasik Indonesia pada masanya.
Tapi bila penulis ingin menargetkan untuk pembaca yang lebih tua lagi, maka sekali lagi, ia harus bisa tega menulis plot "tega", belajar puisi (untuk membuat narasi yang lebih puitis dan indah), lebih banyak memahami ratio.
----------------------------
kelebihan cerita ini adalah :
1. narasi, andai Dionvy mau memperindah kalimat2nya, buku ini akan saya bintangi empat tanpa tawar lagi
2. mini game sederhana yang fun
3. kejadian2 sehari2 yang sederhana dan menyenangkan
4. konsep Jaroz
kekurangan cerita ini adalah :
1. Riset yang miskin
2. Irrasional; tokoh2nya selalu menggunakan insting, perasaan dan keyakinan dalam menilai orang lain. karakter2nya cenderung kritis, namun tidak ada yang saya lihat cukup rasional. (saya duga, karakter2 ini sengaja dibuat bertanya kritis untuk menampol pertanyaan2 para kritikus fantasi indo yang akan mempertanyakan hal2 ybs)
3. karakteristik yang monoton
4. penciptaan games2 yang butuh berpikir dan rumit
5. plot tragis
6. kedalaman background karakter
7. Romance Idealisme (Knight's Honor)
8. Lady Tatiana
yang tidak akan saya komentari atau permasalahkan adalah :
1. nama2 karakter dan kota
2. joici
yang membuat saya memberikan rating 2 adalah :
karena novel ini telah mengajarkan saya bagaimana cara menulis narasi yang mengalir. padahal sesungguhnya ingin saya beri nilai 1 karena sindrom "semua makhluk dalam cerita ini adalah wanita" semakin mendekati halaman akhir, semakin mengganggu saya, bahkan membuat saya menggeleng2kan kepala.
*review ini jujur dari saya, bila ada yang keberatan, feel free to protest. as they always said; ga ada review yang objektif, semua cenderung subjektif.
==================
sekian review saya, maaf bila ada kata2 yang terkesan sotoy, saya terima kalau dilempari tomat atau telur busuk, yang pasti saya tidak munafik dengan review ini.
View all my reviews
No comments:
Post a Comment