My Blog List

Monday, September 19, 2011

Folktale : The Story Behind The Writings (4)

Selain tema tentang balas dendam, satu hal yang semakin kentara dari kisah Folktale ini adalah : Romantisme.

Romantisme memang salah satu daya yang memikat saya untuk menulis cerita ini. Entah mengapa pasangan yang terjodohkan melalui intuisi semata ini membuat saya tersenyum dan tertawa sendiri saat mengetik kisah mereka dan membaca ulang beberapa kali. Tidak ada rasa aneh yang agak abnormal seperti ketika saya menuliskan pairing Zuko-Katara atau Zoro-Nami.

Pertama saat menuliskan masa kecil mereka, saya putuskan bahwa chapter awal ini kelak akan sering muncul di chapter-chapter belakang, terutama ketika Permaisuri Zhang dipisahkan dengan Guan Suo dan harus menggunakan topengnya dimana ia sebagai permaisuri yang sangat mencintai suaminya. Maka dari itu, kisah masa kecil ini harus tertulis sangat manis dan membuat tersenyum. Saya berusaha menuliskan kisah anak-anak dengan kenakalan dan ledekan-ledekan khas mereka. Tentang bagian dimana Guan Suo memamerkan gigi ompongnya itu, saya tidak tahu dapat dari mana, saya sendiri waktu kecil tidak suka memamerkan gigi ompong saya atau mengenal seorang pun yang seperti itu. Tapi saya tahu bila hal ini dituangkan, akan menjadi sangat menyebalkan sekaligus lucu.

Pada perkembangannya, mereka hidup terpisah, perasaan Guan Suo tetap sama. Ketika ia mendapatkan istri cantik yang didapat dengan menaikkan gengsinya pun, perasaan Guan Suo pada Xing Cai tidak berubah. Saya gambarkan sebaik yang saya bisa pada chapter 5 mengenai kegalauan hati Guan Suo yang tidak bisa lepas dari pesona Xing Cai yang menurutnya tidak lebih cantik daripada Bao Sanniang. Maka kesimpulannya rasa tertarik ini bukanlah berasal dari ketertarikan fisik. Pada usia yang sama, mengenai perubahan perasaan Xing Cai terhadap Guan Ping yang beralih ke Guan Suo akan dijelaskan pada chapter 10.

Pada dasarnya ini adalah sebuah kisah cinta tentang seorang lelaki yang hanya mencintai satu wanita saja seumur hidup, dan ternyata cintanya berhasil berbekas di hati wanita itu yang membalasnya. Seharusnya simpel dan sederhana, hingga hidup serba kekuranganpun terasa lebih bahagia daripada hidup bergelimang harta. Namun sayangnya percintaan mereka menjadi rumit ketika dicampur adukkan dengan takhayul dan politik. Mereka pun bingung menentukan siapa yang mereka khianati, kekasih mereka atau pasangan mereka?

Hingga terakhir cerita, saya berikan sedikit hint bahwa cerita ini jelas akan berakhir tragis bagi kedua belah pihak, sama seperti sebagian besar cerita-cerita rakyat China yang berbasis cinta. Entah mengapa sepertinya orang pada zaman dahulu begitu suka dengan kisah cinta yang berakhir tragis atau kisah cinta "Star Crossed Lover" yang melawan takdir.

Dalam membangun kisah percintaan mereka berdua, saya sedikit banyak terinspirasi dari lagu-lagu barat dengan lirik romantis seperti misalnya :
  • Ewan McGregor ft Nichole Kidman - Come What May
  • Alicia Keys - If I ain't Got You
  • Bruno Mars - Talking to The Moon (Jason Chan cover)
  • Jim Brickman - My Valentine
Dan pada Chapter 22, saya begitu terinspirasi dari alunan musik dari lagu Bruno Mars ft Natasha Bedingfield - Again. Mengabaikan keseluruhan liriknya, ada beberapa bagian lirik yang terasa pas, dan terutama irama lagunya begitu pas dengan suasana pada chapter itu.

Kalau boleh jujur, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis sendiri ketika menulis adegan pada chapter 19 dan bagian awal chapter 21. Sekalipun ketika membaca ulang, emosi menulis itu sudah hilang. Tapi semoga bagian tersebut cukup menyentuh, karena di sanalah greget dari cerita ini.

to be continued ...

No comments:

Post a Comment