Cukup sulit dan riskan menulis historical fiction, apalagi berdasarkan cerita populer, San Guo, alias Romance of The Three Kingdoms.
Sudah sejak saya mengenal Guan Suo dari game ROTKX, dan memperhatikan Xing Cai dari game DW5, saya sadari bahwa dua orang ini seharusnya bertemu dan setidaknya bersahabat.
Ya, saya dulu yakin bahwa Guan Suo benar-benar ada. Barangkali nama "Suo" sangat menarik perhatian saya, atau mungkin karena picture nya yang menampilkan pemuda gagah dengan rambut berantakan, figur warrior China yang unik diantara para warrior lain yang menggunakan ketopong atau kopiah. Dibandingkan dengan statusnya pun saya lebih suka menggunakan Guan Suo daripada Guan Xing. Guan Ping lumayan juga, tapi dia meninggal terlalu cepat. Dan entah kenapa rasanya tokoh ini --sama seperti Guan Yu-- sangat menarik secara mistik. Saya akui di serial San Guo ini, ada beberapa tokoh yang "berkarisma" dan Guan Suo adalah yang paling menarik.
Ternyata setelah saya selidiki, orang ini ternyata entah menjadi tema atau kisah yang cukup populer di Yunnan, tempat Zhuge Liang melaksanakan kampanye selatannya. Setiap awal tahun baru, diadakan opera Guan Suo. Saya yakin ini bukan nama tapi judul yang memiliki sejarah sendiri, saya ingin tahu darimana mereka menamai opera ini "Guan Suo".
Kemudian tentang Empress Zhang, saya cukup terpikat dengan "karisma" nya, barangkali karena dia satu-satunya karakter perempuan yang benar-benar pas banget di tempatkan di Dynasty Warriors (kalau seperti Diao Chan, Qiao sisters, Zhen Ji, itu kan maksa banget, mereka ga punya purpose untuk berantem gitu). And might be because she fights like a dude! Karakter ini dengan cepat menarik perhatian saya dan sama seperti Guan Suo, mendorong saya untuk mencari tahu lebih banyak mengenai dia.
Setelah dicari-cari, saya baru menemukan kisah tentang dia pada ulasan minor sekali tentang Empress Zhang the first. Sumpah, andai di sana tidak tertulis bahwa arti nama jabatannya (Jing'ai) adalah "permaisuri terhormat dan disesalkan", kemudian fakta bahwa ia meninggal di usia 30 tahun pada tahun 237 tanpa melahirkan seorang anakpun bagi Liu Shan, imajinasi saya tidak akan meliar lantas menjodohkannya dengan Guan Suo secara intuitif.
Ya, pairing ini saya ciptakan berdasarkan intuisi.
Sama seperti saat saya mempairingkan Diao Chan dengan Guan Yu paska kematian Lu Bu yang belakangan ini saya ketahui bahwa ternyata versi Jepangnya pun seperti itu. (still, cmiiw)
Berbeda dengan saat saya membuat karakter berdasarkan pairing Zuko-Katara atau Zoro-Nami yang saya pairingkan berdasarkan sense dan perhitungan logis, pairing ini mendorong saya untuk selalu menciptakan kisah cinta "orang desa" (cinta sederhana yang harusnya tidak banyak drama) yang diperumit oleh orang-orang di sekitar mereka yang tidak menginginkan mereka bersama dikarenakan Liu Shan jatuh cinta pada Empress Zhang the first.
Terlebih saat saya mendapati bahwa Guan Suo dipertanyakan dalam segala aspek mulai dari eksistensi hingga gendernya sering di sangkut pautkan dengan (kemungkinan) saudara perempuannya, Guan Yinping. Saya sempat mentertawakan secara getir tentang nasib Guan Suo yang begitu apes ini, orang ini pasti sangat tidak dianggap pada zamannya, begitu pikir saya sebelum saya tahu bahwa "Guan Suo" ternyata juga sebuah nick name yang sempat populer pada zaman Dinasti Ming.
Bertentangan dengan keadaan Liu Shan yang serba dimanja. Dalam usia muda sudah menjadi kaisar, tidak perlu kerja berat, sudah ada Zhuge Liang yang mengurus segalanya, di akhir hidup, sementara anak buahnya satu persatu mati, Liu Shan cukup menyerah begitu saja, kemudan di bawa ke negara Jin untuk menjadi teman minum Sima Yan dan mengatakan bahwa ia lebih senang ada di Jin dan sama sekali tidak memikirkan Shu.
Sungguh menggelitik untuk saya bahwa seorang Permaisuri Zhang yang dihormati dan disesalkan ini berada di antara dua orang pria yang saling berlawanan takdir dan kehidupannya. Liu Shan seorang pemimpin yang simpel dan manja, Guan Suo seorang pengelana yang tak terkalahkan dalam duel dan dipuja banyak wanita.
Triangle-love relationship ini menurut saya begitu unik dan berpotensi menjadi sangat dramatis bila dikembangkan.
Namun karena fokus saya adalah untuk mengungkap rasa protes saya terhadap beberapa fans Three Kingdoms yang hanya mengetahui Sam Kok dari Dynasty Warriors saja, lantas seenak perut menunjuk ini seperti ini, itu seperti itu, orang ini asli, orang itu palsu, saya tergerak untuk menyampaikan sebuah kisah tentang seseorang yang (sangat saya yakini memang pernah hidup) ditolak sejarah, namun hidup di dalam cerita rakyat. Ditolak negara, namun dicintai rakyat. Sounds so Robin Hood.
Saya mulai menulis cerita ini sejak awal saya tertarik dengan Guan Suo, barangkali sejak saya SMA, dan itu berarti sekitar tahun 2003.
Awalnya cerita yang saya buat adalah cerita orisinal yang nama-nama dan dunianya saya fantasikan. Berkisah tentang seorang permaisuri yang memiliki affair dengan teman kecilnya yang berambut merah.
Kerajaan mereka akan diserang semua kerajaan di sekitarnya karena memiliki tanah paling subur. Kaisar yang bersangkutan memiliki 10 anak, namun tidak ada satupun putra yang lahir baginya. Maka ia berpuasa dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memohon satu putera. Dewa mendengarkan doanya dan lahirlah baginya seorang putra yang mengalami cacat mental, down syndrome. Karena itulah sebelum meninggal, Kaisar bermimpi mendapat wangsit dari leluhurnya yang telah menentukan jodoh bagi puteranya. Gadis yang sangat berintegritas ini ada di sebuah desa terpencil dan dia adalah yang terpilih untuk menyelamatkan negara ini dari serbuan negara2 tetangganya.
Gadis ini di desa sudah memiliki tunangan sendiri, tunangannya dibunuh dan gadis ini diambil pemerintah untuk menikah dengan kaisar baru yang mengalami cacat mental. Rupanya si tunangan masih hidup dan menyusulnya untuk kawin lari. Namun gadis ini tidak mau karena ia sudah berjanji terhadap negara. Karena marah, tunangannya memperkosa dia dan lahirlah seorang putera yang dikira anak kaisar. Bayi ini yang akhirnya menjadi pemimpin untuk membawa negara memenangkan perang berkepanjangan.
Namun entah mengapa cerita itu menghilang dari Harddisk dan saya juga enggan memulai lagi.
Saya kemudian membuat cerita lain tentang beberapa orang pemuda bersaudara yatim piatu namun bersaudara sepupu. Mereka dibimbing oleh kakak tertua mereka yang saya lupa namanya (based on Guan Ping), dari pemuda yang hanya tau bersenang-senang, menjadi pahlawan negara.
Cerita ini lebih ringan dan ada unsur fun nya.
Tokoh utamanya adalah Soh (based on Guan Suo) yang hobi makan dan sedikit sial, ia sering bertengkar dengan Niwa (based on Xing Cai) yang serius, berdedikasi dan gemar menyindir Soh. Lalu ada Dica (based on Zhang Bao) yang over protektif terhadap adiknya, Niwa. Beberapa nama sudah saya lupakan, untung masih ada yang saya ingat, diantaranya Bari (based on Xiahou Ba) sebagai salah seorang sepupu Soh yang memiliki tenaga sangat kuat dan kemampuan silat yang sangat hebat, Letty (based on Ma Dai), Cain (based on Cao Zhang), Raduf (based on Guan Xing), sisanya benar-benar lupa.
Namun cerita ini tidak berkembang dan hanya menjadi latihan membentuk karakteristik karakter saja.
Pada perkembangannya cerita itu berkembang menjadi kisah yang sekarang saya beri judul Legend of Yu Guo. Beberapa nama masih bertahan, hanya saja "Soh" rupanya telah berubah menjadi "LanDo".
Selain itu, pada pencarian riset berikutnya telah membuat saya selalu memimpikan tentang seorang putri yang selalu memandang keluar jendela kamarnya, dengan hampa menanti kepulangan sang kekasih gelap yang sedang berperang di seberang jendelanya. Ketika mendengar sang kekasih sudah mati di sana dan tidak kembali dari medan perang, putri ini menitikkan air mata dan saat air mata itu jatuh ke lantai, seluruh kerajaan pun membeku dalam keabadian. 1000 tahun tenggelam di bawah tanah, kerajaan itu ditemukan seorang arkeolog yang sedang berkelana dengan seorang gadis. Rupanya mereka reinkarnasi dari putri dan pahlawan itu.
Riset ini pun membuat saya takjub dengan fenomena betapa mengagumkannya perkembangan cerita rakyat dari mulut ke mulut ini. Berubah-ubah, berkembang, menciptakan legenda nyaris berbau fantasi yang barangkali kisahnya sudah menjadi sangat berbeda dengan kisah aslinya.
Akhir kata untuk part 1 ini, saya hanya ingin berterima kasih banyak pada intuisi saya yang membimbing saya mencetuskan beragam ide dari kisah cinta segitiga Guan Suo-Empress Zhang-Liu Shan, dan dari kisah hidup Guan Suo yang masih ambigu hingga sekarang.
to be continued...
No comments:
Post a Comment