Kelihatannya gw harus ngasih kredit sendiri buat kak Dionvy yang menulis novel Icylandar. Sekalipun gw ga terlalu suka novel yang damai tentram dimana para penduduknya begitu sensitif, ... tapi toh pada akhirnya gw emang terpengaruh secara narasi dan tata penulisan dari dia.
Novel Icylandar belum selesai kubaca, baru sampe tepat di tengah-tengah buku. Sebagai perbandingan, setelah gw baca Icylandar, gw nulis Prolog dan chapter 1 dari Chronilces of Forgo, dan hasilnya, rata-rata bilang narasi gw ada perkembangan dan enak dibaca (sekalipun mereka harus baca 6000 words sekaligus). Tapi waktu gw nulis chapter 2 dan 3, gw udah keasikan nulis dan mengkonsep cerita Chronicles of Forgo, jadi gw ga buka2 lagi novel Icylandar, dan begitu gw upload chapter 2, reviewer bilang ada yang kurang dari chapter 2, yang ternyata adalah "emosi".
so, kelihatannya gw harus beli Icylandar 2 untuk menemukan "muse" ku.
Lihat aja deh. Kalau ada kesempatan ketemu kak Dionvy, gw bakal kejar2 minta tanda tangan. (semoga ga sampe pake acara diusir satpam hehe)
No comments:
Post a Comment